Mahasiswa STIK '82 Edukasi Siswa SMPN 3 Ngamprah Soal Dampak Media Sosial

Satria
0
Mahasiswa STIK '82 Edukasi Siswa SMPN 3 Ngamprah Soal Dampak Media Sosial



SURAT KABAR - Internet dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak muda. Namun, di balik kemudahan akses informasi, tersimpan risiko yang mengintai. 


Hoaks, cyberbullying, hingga eksploitasi data pribadi menjadi ancaman nyata bagi generasi digital saat ini.  


Kesadaran akan bahaya tersebut mendorong Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Angkatan 82 untuk turun langsung ke lapangan. 


Mereka menggelar sosialisasi keamanan dan etika bermedia sosial di SMPN 3 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (19/3/2025).  


Kegiatan ini dipimpin oleh BRIPKA Soni Mardhian Setiadi, S.H., Bhabinkamtibmas Desa Cilame, yang memberikan pemahaman kepada siswa tentang bagaimana dunia digital dapat menjadi peluang sekaligus jebakan jika tidak digunakan secara bijak.  


Dalam sesi sosialisasi, BRIPKA Soni mengingatkan bahwa media sosial bisa menjadi alat untuk membangun masa depan atau justru senjata yang merusak diri sendiri.  


"Siswa perlu memahami bahwa apa yang mereka unggah di internet akan selalu ada jejaknya. Kesalahan kecil di media sosial bisa berdampak panjang, bahkan hingga dunia kerja nanti," ujarnya di hadapan para siswa.  


Selain itu, ia juga menyoroti fenomena penyebaran hoaks, yang semakin marak dan seringkali melibatkan anak muda sebagai korbannya.  


"Jangan mudah percaya dan menyebarkan informasi tanpa cek fakta. Kita harus jadi generasi yang kritis, bukan sekadar konsumen informasi," tambahnya.  


Selain aspek digital, sosialisasi ini juga membahas kenakalan remaja, mulai dari tawuran hingga penyalahgunaan narkoba. BRIPKA Soni menegaskan bahwa keterlibatan dalam tindakan negatif bisa berdampak pada masa depan siswa.  


"Satu keputusan buruk bisa merusak hidup kalian. Jangan sampai terjerumus hanya karena tekanan lingkungan atau ingin dianggap keren," tegasnya.  


Kegiatan ini tidak hanya menjadi sesi ceramah satu arah. Para siswa aktif bertanya dan berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi tekanan sosial dan digital.  


Isabela, siswi kelas 7, mengaku baru menyadari bahwa tidak semua yang beredar di internet dapat dipercaya.  


"Aku sering lihat berita di media sosial, tapi ternyata banyak yang nggak benar. Sekarang aku tahu harus cek dulu sebelum percaya," ujarnya.  


Sementara itu, Fadil, siswa kelas 7 lainnya, mengungkapkan bahwa materi tentang kenakalan remaja memberikan perspektif baru baginya.  


"Aku dulu mikir tawuran itu hal biasa. Tapi setelah dijelaskan tadi, aku sadar kalau itu bisa merusak masa depan. Aku lebih memilih fokus belajar sekarang," katanya.  


Kepala SMPN 3 Ngamprah, Hendra Wibowo, menilai sosialisasi ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini.  


"Anak-anak zaman sekarang tumbuh dengan media sosial di tangan mereka. Tapi tanpa edukasi yang tepat, itu bisa jadi bumerang. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan agar mereka lebih bijak dalam menggunakan teknologi," kata Hendra.  


Ke depan, Polres Cimahi dan Mahasiswa STIK berencana melanjutkan program serupa di sekolah-sekolah lain. 


Dengan edukasi yang berkelanjutan, mereka berharap dapat membentuk generasi muda yang lebih sadar akan risiko digital, menjauhi kenakalan remaja.


Serta menggunakan media sosial sebagai alat untuk berkembang, bukan sekadar hiburan tanpa arah.

Baca Juga

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)