CIMAHI, SURAT KABAR – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cimahi kembali menjadi topik hangat dalam diskusi Pilkada 2024, dengan pasangan calon nomor urut 3, Bilal Insan Muhammad Priatna, menawarkan strategi inovatif.
Bilal menyoroti pentingnya optimalisasi pajak untuk meningkatkan PAD di tengah keterbatasan sumber daya alam Kota Cimahi. Menurutnya, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak adalah langkah kunci yang harus dilakukan.
“Kota Cimahi tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Karena itu, kami akan menyisir wajib pajak yang belum memenuhi kewajibannya, serta menggali potensi pajak dari berbagai sektor lainnya. Langkah ini penting untuk mendukung keberlanjutan pembangunan,” ujar Bilal dalam sesi debat terbuka.
Ia juga berencana mengembangkan sektor pariwisata dan jasa untuk menambah sumber pendapatan daerah. Destinasi wisata baru, rumah sakit yang berfungsi ganda sebagai layanan publik dan sumber PAD, serta optimalisasi pajak kendaraan, restoran, dan bioskop menjadi fokus utama.
“Kami akan memastikan setiap potensi pajak dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, sektor pariwisata dan jasa akan kami dorong agar Cimahi memiliki daya tarik ekonomi baru,” tambahnya.
Namun, kritik muncul dari Aditya, seorang pengamat kebijakan daerah, yang menyoroti tingginya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Cimahi. Menurutnya, beban pajak tersebut dirasa memberatkan masyarakat.
“PBB di Cimahi masih terlalu tinggi dan dirasakan mencekik sebagian masyarakat. Pemerintah perlu mencari solusi kreatif, seperti mendirikan perusahaan daerah yang mampu mendatangkan pemasukan dari luar kota,” ungkap Aditya.
Aditya mengapresiasi rencana Bilal untuk mengoptimalkan pajak, namun mengingatkan bahwa perlu ada kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat kecil.
Dengan berbagai pandangan ini, isu pengelolaan PAD diharapkan menjadi salah satu prioritas bagi siapa pun yang terpilih dalam Pilkada mendatang.