Siswi SMP PGRI 1 Cimahi Ini Berprestasi di Seni Pupuh Sunda Meski Bukan Keturunan Sunda

Siswi SMP Cimahi raih prestasi pupuh
Alvira Adelia Putri (kanan) dan Angga Firmansyah (kiri) Dua Siswa SMP PGRI 1 Cimahi yang Tekuni Seni Tradisi Sunda Sejak Dini


CIMAHI, SURAT KABAR – Di era modernisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, minat generasi muda terhadap budaya tradisional semakin menurun.


Namun, Alvira Adelia Putri, siswi kelas 8 di SMP PGRI 1 Kota Cimahi, justru menjadi contoh kebalikan dari tren tersebut dengan tekun mendalami seni tradisi Sunda, khususnya pupuh.


Tak hanya Alvira, Angga Firmansyah (14), siswa lain, juga telah lama menekuni seni musik tradisional gamelan sejak ia masih bersekolah di tingkat dasar.


Baca Juga:  SMAN 3 Cimahi Berkomitmen Tingkatkan Kesehatan dengan Aksi Gizi dan Tablet Tambah Darah


Yang menarik, Vira sapaan akrab Alvira tidak memiliki garis keturunan Sunda.


Keluarganya berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, namun ia mulai mendalami pupuh Sunda ketika menginjak bangku SMP.


"Di Cimahi sudah lama, tapi keluarga saya asli Jawa Tengah, dari Kebumen. Tertarik dengan pupuh Sunda juga baru saat masuk SMP," ujar Vira saat ditemui di sekolahnya, Jumat (4/10/24).


Baca Juga:  Cegah Stunting dan Anemia Remaja, Pemkot Cimahi Gencarkan Aksi Gizi Sehat di Sekolah


Vira yang berusia 13 tahun mengatakan bahwa ketertarikannya terhadap pupuh muncul karena rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru, meski harus menghadapi tantangan bahasa.


"Awalnya cukup sulit karena menyanyikan pupuh itu ada tekniknya sendiri. Tantangannya ada di nadanya, cengkoknya, dan liriknya, karena saya kurang paham artinya. Bahasa Sunda saya mengerti sedikit saja," jelas Vira.


Namun, berkat ketekunannya, Vira berhasil mempelajari pupuh secara bertahap. Ia mendengarkan berbagai pupuh dan terus berlatih. 


Baca Juga:  Kisah Inspiratif Siswi SMAN 2 Cimahi Sabet Medali Emas di Ajang Sains Nasional


"Semakin lama, saya merasa tertantang. Setelah mencobanya, saya percaya bisa menguasainya,” ujarnya penuh percaya diri.


Kini, Vira telah menguasai pupuh Sinom dan berhasil meraih prestasi di bidang ini.


Pada Festival Tunas Bangsa, ia menorehkan juara kelima di kategori pupuh.


"Alhamdulillah, pada Festival Tunas Bangsa kemarin saya berhasil mendapatkan juara kelima," kata Vira bangga.


Meski awalnya terkejut dengan pilihan Vira untuk mempelajari pupuh Sunda, keluarganya akhirnya memberikan dukungan penuh. 


"Keluarga sempat kaget, tapi setelah saya jelaskan, mereka mendukung penuh, asalkan tetap menghormati budaya asal kami, yaitu Jawa," ucapnya sambil tersenyum.


Vira berharap dapat terus mengembangkan kemampuannya di bidang seni pupuh dan meraih lebih banyak prestasi ke depan.


Ahmad Sidik, Kepala SMP PGRI 1 Cimahi, menuturkan bahwa sekolahnya memiliki fokus pada seni tradisional dan olahraga sebagai program unggulan. 


Menurutnya, penting untuk terus melestarikan seni tradisional di tengah arus modernisasi.


"Kami ingin terus melestarikan seni tradisional, salah satunya melalui pupuh. Setiap ada acara tertentu, kami selalu memperkenalkan seni ini kepada para siswa," jelas Ahmad.


Ahmad juga menyadari tantangan di era teknologi, namun menekankan pentingnya bijak menggunakan teknologi agar tak tergantikan oleh budaya asing. 


"Teknologi harus dimanfaatkan dengan baik, jangan sampai kita diperbudak olehnya," tambahnya.


Dengan berbagai prestasi di bidang seni dan akademik, Ahmad mengaku bangga melihat siswanya masih bersemangat melestarikan budaya tradisional.


"Prestasi mereka sangat membanggakan. Meskipun arus modernisasi kuat, siswa kami masih aktif melestarikan seni tradisional seperti pupuh. Itu sangat unik," ujarnya.


Selama dua tahun terakhir, SMP PGRI 1 Cimahi berhasil meraih sekitar 80 penghargaan di berbagai bidang, yang menurut Ahmad adalah hasil dari kerja keras para siswa dan dukungan sekolah.

Baca Juga

Posting Komentar

Masuk SURAT KABAR

Lebih baru Lebih lama