SURAT KABAR - Pulau Jawa akan mengalami fenomena alam yang unik, yaitu Hari Tanpa Bayangan, mulai tanggal 8 hingga 14 Oktober 2024. Fenomena ini terjadi ketika posisi Matahari berada pada titik tertinggi di langit, sejajar dengan lintang pengamat.
Menurut Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ida Pramuwardani, peristiwa ini dikenal sebagai kulminasi utama.
“Deklinasi Matahari dan bidang ekuator Bumi akan sejajar dengan lintang pengamat. Fenomena ini disebut kulminasi utama, yang juga dikenal sebagai hari tanpa bayangan,” jelas Ida saat diwawancarai oleh Kompas.com.
Baca Juga: Excel Mencetak Sejarah: Indonesia Menjadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia 2024
Meskipun Matahari memancarkan sinar dengan intensitas maksimum, fenomena ini tidak akan menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan. Ida menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap suhu, termasuk tutupan awan dan kelembapan.
“Intensitas ini tidak serta-merta memengaruhi kenaikan suhu di permukaan Bumi. Banyak faktor lain, seperti tutupan awan dan kelembapan, juga berkontribusi terhadap suhu,” tambahnya.
Baca Juga: Protes Gaji Tak Naik, Hakim Indonesia Gelar Cuti Massal Selama Lima Hari
Masyarakat diimbau untuk memahami fenomena ini dan tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang mungkin terjadi selama periode tersebut. Kenaikan suhu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jumlah potensi awan hujan.
Baca Juga: TEMU: Ancaman atau Peluang bagi E-Commerce Indonesia?
Fenomena Hari Tanpa Bayangan ini tidak hanya menarik perhatian para ilmuwan tetapi juga masyarakat umum, yang diharapkan dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemahaman tentang fenomena alam.
Dengan memahami fenomena ini, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan tanggap terhadap perubahan cuaca yang mungkin terjadi, serta menghargai keindahan alam yang ada di sekitar kita.