BANDUNG, SURAT KABAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mempercepat pembangunan tol dalam kota Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) untuk mengatasi kemacetan, dengan rencana dimulainya konstruksi pada tahun 2026.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A Koswara Hanafi, menyebutkan bahwa proses lelang proyek ini akan berlangsung pada tahun 2025.
Namun, Pengamat Tata Ruang Independen, Yudi Asep, mengecam proyek ini, menyebutnya sebagai "sesat pembangunan" yang justru memperparah morfologi dan kondisi geografis Kota Bandung.
Ia mengingatkan bahwa proyek ini sebelumnya ditunda sejak 2009 oleh konsultan Jepang-JICA setelah melakukan survei, yang menunjukkan adanya pertimbangan penting yang harus dievaluasi.
"Sudah kurang lebih 17 tahun proyek ini gak kunjung terlaksana. Ada alasan kritis mengapa itu terjadi, dan seharusnya dievaluasi lagi," tegas Yudi.
Ia juga menyatakan keprihatinan terhadap percepatan proyek ini, sementara banyak kota besar di dunia justru mulai menghancurkan tol-tol dalam kota mereka.
"Kota-kota seperti Seoul dan Portland sudah mulai menghancurkan tol-tol dalam kotanya, tapi Bandung malah mempercepatnya," tambahnya.
Yudi menilai, pembangunan tol dalam kota tidak akan efektif mengatasi kemacetan dan hanya akan menimbulkan masalah sosial seperti penggusuran dan konflik dengan masyarakat.
Selain itu, ia memperingatkan bahwa proyek ini hanya akan memicu pertumbuhan kendaraan yang lebih pesat dan memperparah kemacetan.
"Ini hanya menambah beban ekologis dan potensi bencana meningkat karena morfologi Bandung sebenarnya tidak mendukung pembangunan proyek seperti ini," tandas Yudi.