CIMAHI, SURAT KABAR – SDN Cipageran Mandiri 4 terus menekankan pentingnya literasi melalui berbagai program untuk meningkatkan minat baca siswa. Salah satu program unggulan yang rutin dilaksanakan setiap Rabu adalah Gasibu (Gerakan Literasi Rabu).
Kepala Sekolah SDN Cipageran Mandiri 4, Indri Puri, menjelaskan bahwa meskipun masih ada beberapa siswa yang belum lancar membaca, pihak sekolah secara konsisten mendorong pentingnya literasi.
"Kelas 1 yang mau naik ke kelas 2 juga masih ada yang belum bisa membaca. Ketika siswa naik kelas, baru kita pertimbangkan untuk pembimbingan oleh gurunya," ujarnya saat ditemui di Cimahi, Rabu (2/10/24).
Baca Juga: Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Akademik Siswa
Indri menekankan bahwa peran orang tua sangat penting dalam mendukung literasi anak-anak, mengingat waktu di sekolah terbatas dan anak-anak cenderung menghabiskan waktu bermain gadget setelah pulang.
"Oleh karena itu, kami melarang siswa membawa gadget ke sekolah. Kami khawatir mereka jadi tidak fokus untuk belajar," jelasnya.
Menurut Indri, faktor motivasi juga beragam. Beberapa siswa kurang termotivasi, sementara respons orang tua juga bervariasi, ada yang responsif dan ada yang tidak. Bahkan, ada juga anak-anak istimewa yang membutuhkan perhatian khusus.
"Sebisa mungkin, kami para guru terus memotivasi siswa dan juga orang tua mereka," tambahnya.
Terkait keterbatasan buku paket yang mahal, sekolah bekerja sama dengan komunitas literasi di Cimahi.
"Minat baca siswa sebenarnya lebih banyak pada buku fiksi atau cerita, jadi kami mengalokasikan waktu dalam pembiasaan untuk membaca buku-buku tersebut," jelas Indri.
Selain membaca, siswa juga disajikan tayangan video, seperti cerita anak di YouTube, dan diminta untuk mengidentifikasi tokoh-tokoh dalam tayangan tersebut. Sekolah juga mendatangkan tokoh literasi dari Komunitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk memberikan edukasi dan pembinaan minat baca.
"Kami juga meminta siswa untuk meresume atau menceritakan kembali apa yang sudah ditayangkan, tetapi itu lebih untuk siswa kelas 5 dan 6. Untuk kelas 1 sampai 4, biasanya hanya membaca dan memperhatikan, kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan," jelasnya lebih lanjut.
Program pembinaan minat baca ini diterapkan untuk seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6. Mengingat sekolah saat ini tidak diperbolehkan melakukan tes masuk saat pendaftaran, Indri berharap adanya kerjasama yang baik antara sekolah, orang tua, dan lingkungan dalam memotivasi siswa untuk membaca.
"Dinas Pendidikan juga sering menggerakkan sosialisasi gerakan literasi sekolah, seperti pemberdayaan perpustakaan sekolah dan pojok baca di setiap sekolah," tutupnya.