Probolinggo, SURAT KABAR – Kota Probolinggo mencatat inflasi tahunan sebesar 1,96% pada bulan September 2024, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan harga beberapa komoditas utama menjadi penyebab utama inflasi ini, yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
Dalam laporan tersebut, BPS mencatat bahwa komoditas yang mengalami kenaikan harga signifikan meliputi sayuran, beras, dan bahan bakar. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan warga, terutama menjelang kebutuhan pangan yang meningkat.
Baca juga: Ketergantungan Impor Beras Masih Menjadi Kekhawatiran Meski Stok Aman
Wali Kota Probolinggo, Habibulloh, menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan melakukan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi dampak inflasi ini.
"Kami akan terus memantau harga dan ketersediaan barang di pasar agar masyarakat tidak terbebani oleh kenaikan harga," ujar Habibulloh.
Pemerintah juga berencana melakukan kerjasama dengan distributor untuk memastikan pasokan barang tetap stabil dan harga dapat terkendali. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat tentang pola konsumsi yang bijak juga akan digalakkan.
Baca juga: Ketersediaan Beras di Cimahi Aman, Namun Ketergantungan Impor Masih Jadi Sorotan
Dalam beberapa waktu ke depan, BPS akan terus memantau perkembangan inflasi dan memberikan laporan bulanan kepada masyarakat.
Dengan upaya ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kondisi perekonomian dan membuat keputusan yang tepat dalam berbelanja.
Masyarakat Probolinggo menyambut baik langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah. Salah satu warga, Rina, mengungkapkan, "Kami berharap pemerintah bisa menjaga harga agar tidak terus melonjak, karena ini sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari."
Baca juga: Inflasi September 2024 Menurun, Tetap Terjaga Dalam Kisaran Sasaran
Dengan adanya laporan inflasi ini, diharapkan semua pihak dapat berkontribusi untuk menciptakan stabilitas ekonomi di Kota Probolinggo, sehingga masyarakat dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa tertekan oleh harga yang terus meningkat.