Harga Minyak Melonjak 3%: Ketegangan Iran-Israel Picu Lonjakan Energi Global

Lonjakan harga minyak akibat ketegangan di Timur Tengah


SURAT KABAR  —  Harga minyak dunia mengalami lonjakan signifikan sekitar 3 persen pada hari Selasa (1/10) setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel. Tindakan ini dianggap sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap sekutunya, Hisbullah, yang berbasis di Lebanon.


Kenaikan harga minyak ini dipicu oleh kekhawatiran pasar akan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dapat berdampak pada pasokan energi global. Harga minyak Brent, salah satu patokan utama minyak internasional, meningkat sebesar $1,86 (setara dengan Rp 28.315) atau 2,6 persen, mencapai $73,56 per barel, yang setara dengan sekitar Rp 1,1 juta.


Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan harga minyak di Amerika Serikat juga mencatatkan kenaikan. Harga WTI naik $1,66 (Rp 25.271) atau 2,4 persen, mencapai $69,83 per barel, setara dengan Rp 1,063 juta.


Baca Juga: Penyerangan Terhadap Pemimpin Hezbollah: Kematian Hassan Nasrallah di Serangan Udara Israel


Lonjakan ini mencerminkan reaksi pasar terhadap potensi gangguan pasokan minyak akibat ketegangan yang terjadi. 


Sejumlah analis memperingatkan bahwa jika ketegangan antara Iran dan Israel berlanjut, dampaknya terhadap harga minyak dapat semakin meningkat, mengingat pentingnya kawasan ini dalam produksi dan distribusi energi global.


Dengan adanya situasi yang tidak menentu ini, para pelaku pasar diharapkan untuk terus memantau perkembangan situasi di Timur Tengah, serta dampaknya terhadap ekonomi global dan sektor energi.

Baca Juga

Posting Komentar

Masuk SURAT KABAR

Lebih baru Lebih lama