CIMAHI, SURAT KABAR – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi dalam waktu dekat akan mulai membahas Upah Minimum Kota (UMK) tahun 2025 bersama Dewan Pengupahan Kota Cimahi. Pembahasan tersebut menunggu kepastian terkait formulasi penghitungan upah yang akan ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jamsostek Disnaker Kota Cimahi, Febie Perdana, mengungkapkan bahwa pihaknya siap memulai diskusi meskipun formulasi penghitungan upah masih menunggu keputusan dari pusat.
"Pembahasan UMK akan segera dimulai bersama Dewan Pengupahan yang terdiri dari pemerintah, buruh, dan pengusaha," ujar Febie, Selasa (22/10/2024).
Febie menjelaskan bahwa saat ini belum ada surat resmi dari Kemenaker terkait penetapan UMK tahun 2025, namun setelah formulasi resmi diumumkan, perhitungan UMK akan segera dilakukan.
"Kami masih menunggu formulasi dari Kemenaker, dan setelah ada, akan langsung dilakukan penghitungan dengan Dewan Pengupahan," lanjutnya.
Disnaker Kota Cimahi juga berencana melakukan simulasi penghitungan UMK berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023 tentang Pengupahan, yang memperhitungkan tiga variabel utama: Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), inflasi, dan indeks alfa.
"Sebelum ada keputusan resmi, kami akan melakukan simulasi penghitungan sesuai dengan peraturan yang ada," jelas Febie.
Selain itu, Febie menyebutkan bahwa mayoritas perusahaan di Cimahi sudah mematuhi ketentuan UMK yang ditetapkan, meskipun ada beberapa yang terkendala karena pengurangan pesanan.
"Rata-rata perusahaan sudah patuh, namun ada yang masih menyesuaikan upah karena order yang menurun," katanya.
Untuk diketahui, UMK Kota Cimahi pada tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 3,24 persen, dari Rp3.514.093,25 menjadi Rp3.627.880, berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat Nomor: 561.7/Kep.804-Kesra/2023.
Namun, Febie menambahkan bahwa kondisi perusahaan saat ini cukup terpengaruh oleh situasi ekonomi global yang menyebabkan berkurangnya pesanan.
"Perusahaan di Cimahi juga terdampak kondisi ekonomi global, sehingga order mengalami penurunan," pungkas Febie.