CIMAHI, SURAT KABAR– Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Cimahi semakin berkembang pesat, memasuki kancah pasar modern.
Melihat persaingan usaha yang semakin ketat, pemerintah kota melalui Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) memastikan para pelaku usaha siap bersaing di pasar modern seperti Superindo, Borma, Indomaret, dan Yomart.
Kepala Bidang Perdagangan Disdagkoperin Cimahi, Indra Bagjana, mengungkapkan bahwa dalam kegiatan bertema "Oktober Meriah", pihaknya telah mendorong sebanyak 20 UMKM untuk melalui proses kurasi di pasar modern.
"Hari ini ada 20 UMKM yang siap dikurasi ke toko modern. Hasilnya mungkin akan keluar dalam 1 atau 2 hari ke depan, karena mereka membutuhkan proses terlebih dahulu," ujarnya saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jumat (18/10/24).
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah kota dalam meningkatkan roda ekonomi masyarakat.
Indra menyebut, dengan masuknya UMKM ke pasar modern, diharapkan perekonomian masyarakat dapat terus terjaga.
"Ini juga akan memicu perputaran ekonomi di masyarakat. Semakin banyak orderan, semakin tinggi omzetnya. Secara otomatis, roda perekonomian di Cimahi akan terdongkrak," jelas Indra.
Meski penjualan tidak selalu terjadi segera, Indra optimistis bahwa dengan masuknya produk UMKM ke pasar modern, citra produk mereka akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
"Kalau sudah masuk ke pasar modern, pembeli mungkin belum tentu langsung membeli hari itu. Namun, paling tidak mereka sudah tahu bahwa produk UMKM ada di toko seperti Yomart atau Borma," bebernya.
Indra juga menyoroti salah satu kendala yang dihadapi, yaitu permodalan. Di pasar modern, sistemnya adalah titip barang. Produk baru dibayar setelah terjual, sehingga ada jeda waktu pembayaran.
"Di jeda waktu itulah UMKM yang kekurangan modal kadang-kadang mengalami kesulitan. Tapi, kami yakinkan bahwa ini adalah bagian dari promosi dan pengembangan UMKM itu sendiri," paparnya.
Syarat utama untuk masuk ke pasar modern adalah perizinan lengkap, termasuk sertifikat halal dan izin BPOM, yang diakui Indra cukup berat karena prosesnya panjang dan biayanya tinggi.
Namun, dari 80 UMKM binaan, 20 di antaranya telah siap masuk ke toko modern.
"Ini adalah hasil binaan kami tahun ini. Sebelumnya, sudah ada yang masuk, dan tahun ini kami dorong lagi agar lebih banyak UMKM yang bisa masuk ke pasar modern," tambah Indra.
Indra menjelaskan bahwa UMKM yang masuk ke pasar modern berperan sebagai mitra atau pemasok, dengan mayoritas produk berupa makanan ringan seperti kue-kue atau camilan khas.
"Kedepannya, dalam setahun kami akan mengadakan sosialisasi dan pelatihan dua kali untuk UMKM, agar mereka memahami syarat yang harus dipenuhi untuk masuk ke pasar modern," tegasnya.
Ia berharap para pelaku UMKM tidak patah semangat, terutama bagi yang belum siap masuk pasar modern. Disdagkoperin siap mendampingi dan memfasilitasi mereka.
"Kami siap memberikan dukungan agar UMKM semakin berkembang setiap harinya, menghadapi pasar yang semakin terbuka," tandasnya.