CIMAHI, SURAT KABAR – Suasana tenang di lahan pertanian RW 13 Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, mendadak berubah ketika calon Wali Kota Cimahi nomor urut 1, Dikdik S. Nugrahawan, datang langsung menemui para petani, Jumat (4/10/24).
Kehadiran Dikdik yang tak terduga membuat para petani terkejut, mengingat jarang ada pejabat yang menyempatkan diri untuk datang ke lahan pertanian.
"Iya kaget. Baru pertama kali calon wali kota datang dan rela menginjak lahan kotor ini. Pak Dikdik mau lihat langsung kondisi petani," ujar Adang (52), salah satu petani yang sedang menggarap lahan bersama dua rekannya.
Baca Juga: Siapkan Generasi Emas Beriman dan Bertakwa Melalui Simulasi Manasik Haji PAUD Cimahi
Mereka menanami lahan seluas 700 tumbak dengan berbagai jenis sayuran seperti pakcoy dan sosin hijau.
Dalam kunjungannya, Dikdik tidak hanya melihat proses bertani, tetapi juga mendengarkan keluhan para petani terkait berbagai masalah yang dihadapi.
Salah satunya adalah sulitnya akses air untuk pengairan lahan pertanian.
Baca Juga: Mulai Oktober 2024: Motor di Bawah 250cc Masih Bisa Isi Pertalite, Ini Daftarnya
"Sekarang sumber air buat pertanian agak susah didapat," kata Adang.
Tak hanya masalah air, kelangkaan pupuk bersubsidi juga menjadi persoalan utama. Meskipun subsidi diberikan, namun tidak semua petani dapat menikmatinya.
"Kami ini malah enggak dapat jatah pupuk subsidi, padahal sangat dibutuhkan untuk pertanian," keluh Adang.
Baca Juga: Dampak Media Sosial dan Judi Online Terhadap Angka Perceraian di Cimahi
Menanggapi hal itu, Dikdik berjanji akan lebih memperhatikan kebutuhan petani jika terpilih sebagai Wali Kota Cimahi.
"Mudah-mudahan saya terpilih, dan saya akan memperjuangkan kesejahteraan petani, termasuk mengatasi masalah air dan distribusi pupuk subsidi," ucapnya.
Dikdik pun menyadari bahwa perhatian terhadap sektor pertanian di Cimahi masih sangat minim, mengingat luas lahan pertanian yang terbatas.
"Pertanian di Cimahi ini memang lahan pertaniannya sangat minim, ini perlu perhatian lebih dari pemerintah," tuturnya.
Dia juga menekankan pentingnya mengantisipasi krisis pangan, mengingat kondisi lahan pertanian yang sempit di Cimahi.
"Kita harus serius menghadapi kemungkinan krisis pangan. Kerjasama dengan daerah penghasil pangan seperti Kabupaten Bandung dan KBB bisa ditingkatkan," jelas Dikdik.
Selain itu, Dikdik mengajak masyarakat untuk mulai menerapkan konsep urban farming di lahan pekarangan rumah mereka.
"Setiap lahan di Cimahi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Masyarakat bisa mulai menanam di lahan yang terbatas agar menghasilkan nilai ekonomi," katanya.
Dikdik juga berkomitmen untuk mempertahankan lahan pertanian abadi di Kota Cimahi yang saat ini hanya tersisa sekitar 15 hektar.
"Luas lahan abadi sebagai aset daerah memang terbatas, namun kita akan upayakan agar lahan tersebut tetap produktif untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," pungkasnya.