Boeing Umumkan PHK Massal 17 Ribu Karyawan, Strategi Pemulihan di Tengah Kerugian

Redaksi
0

Boeing PHK karyawan
Boeing mengumumkan pemutusan hubungan kerja 17 ribu karyawan

SURAT KABAR  –  Boeing, raksasa penerbangan asal Amerika Serikat, mengumumkan rencana untuk memutuskan hubungan kerja dengan 17.000 karyawan, setara dengan 10% dari total tenaga kerja mereka. 

Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi keuangan perusahaan yang terus merugi sejak tahun 2019, dengan total kerugian mencapai US$ 25 miliar (sekitar Rp 375 triliun, dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS).

Dalam sebuah memo yang dikirim kepada staf pada Jumat (11/10), CEO baru Boeing, Kelly Ortberg, menyampaikan bahwa pemutusan hubungan kerja ini akan mencakup eksekutif, manajer, dan karyawan di semua tingkatan. 

Saat ini, Boeing mempekerjakan sekitar 170.000 orang di seluruh dunia, dengan banyak di antaranya berada di fasilitas manufaktur yang terletak di negara bagian Washington dan South Carolina.

Ortberg menjelaskan bahwa perusahaan telah menerapkan cuti sementara secara bergilir untuk mengatasi masalah keuangan, namun langkah tersebut kini akan dihentikan seiring dengan rencana PHK yang akan datang. 

Selain itu, peluncuran pesawat baru, Boeing 777X, yang sebelumnya dijadwalkan pada tahun 2025, kini ditunda hingga tahun 2026.

Boeing juga mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pembangunan versi kargo dari jet 767 pada tahun 2027 setelah menyelesaikan pesanan yang ada. 

Keputusan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan permintaan pasar yang terus berubah dan kondisi industri penerbangan yang semakin menantang.

Situasi ini semakin diperburuk oleh aksi mogok yang dilakukan oleh sekitar 33.000 pekerja Boeing sejak 14 September lalu. 

Dua hari negosiasi antara manajemen perusahaan dan perwakilan pekerja belum berhasil menghasilkan kesepakatan, yang membuat situasi semakin tegang.

PHK yang akan datang mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Boeing dalam mempertahankan keberlanjutan bisnisnya di tengah situasi yang sulit, terutama di industri penerbangan yang terdampak berat akibat pandemi COVID-19 dan berbagai masalah produksi.

Boeing diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini dan kembali pada jalur pertumbuhan di masa depan.

Baca Juga

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)