SURAT KABAR — Sudan, badak putih utara jantan terakhir di dunia, menjadi simbol tragis dari perjuangan spesies ini melawan kepunahan.
Sudan tinggal di Konservasi Ol Pejeta, Kenya, dan dijaga selama 24 jam penuh oleh tim keamanan untuk melindunginya dari ancaman perburuan liar.
Sumbu badak memiliki nilai sangat tinggi di pasar gelap, mencapai harga hingga Rp 1,1 miliar per kilogram, membuat Sudan menjadi target utama para pemburu haram.
Keberadaan Sudan di Konservasi Ol Pejeta merupakan bagian dari upaya terakhir untuk menyelamatkan spesies badak putih utara, yang dinyatakan punah di alam liar sejak 2009.
Sebelumnya, Sudan ditemani oleh dua badak betina terakhir dari spesies yang sama, Najin dan Fatu.
Namun, semua upaya untuk melanjutkan keturunan mereka, baik melalui reproduksi alami maupun teknologi pembuahan in vitro, belum membuahkan hasil.
Kondisi kesehatan kedua betina yang sudah tua dan faktor genetika membuat proses tersebut sangat sulit.
Sudan sendiri mulai kehilangan semangat hidup di tahun-tahun terakhirnya.
Meski mendapat perhatian penuh dari para penjaga dan tim dokter, Sudan menunjukkan tanda-tanda kesepian, terutama setelah kematian Ringo, badak putih selatan muda yang sempat menemaninya pada tahun 2015.
Usaha pembiakan menjadi lebih sulit ketika dokter menemukan bahwa jumlah sperma Sudan sangat rendah.
Menjelang kematiannya pada Maret 2018, para ilmuwan sempat membekukan sel sperma Sudan, dengan harapan teknologi reproduksi masa depan dapat menghidupkan kembali spesies badak putih utara.
Namun, tantangan besar masih dihadapi, mengingat Najin dan Fatu tidak lagi mampu menghasilkan telur yang sehat untuk proses pembuahan.
Sudan meninggalkan warisan yang menyedihkan tentang bagaimana manusia, melalui perburuan liar dan perusakan habitat, berkontribusi pada kepunahan salah satu spesies terindah di planet ini.
Meskipun teknologi bayi tabung telah menunjukkan keberhasilan pada spesies badak putih selatan, masa depan badak putih utara tetap suram tanpa adanya terobosan signifikan dalam ilmu reproduksi.
Keberadaan Sudan dan kisah perjuangannya diabadikan sebagai pengingat bahwa banyak spesies lain masih berada di ambang kepunahan, menuntut aksi nyata dari seluruh dunia untuk melindungi dan melestarikan mereka.