SURAT KABAR– Wasit Eko Agus Sugiharto, yang mengalami insiden pemukulan oleh pemain dalam pertandingan sepak bola PON 2024, telah mendapatkan perawatan medis intensif di rumah sakit setelah kejadian tersebut.
Eko sempat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) akibat luka yang dideritanya.
Menurut Himawan Bastari, rekan seprofesi Eko, kondisinya kini menunjukkan kemajuan.
"Alhamdulillah, Eko sudah menunjukkan perkembangan positif. Dia sudah bisa berkomunikasi melalui WhatsApp, meskipun masih ada infus yang belum dilepas," ujar Himawan.
Himawan menambahkan, Eko mungkin mengalami tekanan berat saat memimpin pertandingan yang berujung pada insiden tersebut.
"Selama ini, kepemimpinan Eko di lapangan sangat baik dan profesional. Dia dikenal tegas dan adil dalam memimpin pertandingan," ujarnya.
Eko saat ini masih berada di Aceh dan diperkirakan baru bisa pulang ke OKU Timur pada tanggal 20 September mendatang.
"Mas Eko belum pulang karena kondisinya masih dalam perawatan. Kami berharap dia bisa segera pulih dan kembali beraktivitas," jelas Himawan.
Insiden ini terjadi selama laga perempat final PON 2024 antara Aceh dan Sulawesi Tengah pada Sabtu (14/09/2024).
Fakta baru muncul setelah pertandingan, mengungkapkan ketidaksesuaian nama wasit yang memimpin laga dengan daftar line-up yang seharusnya.
Manajer Tim Sulawesi Tengah, Susik SKM, mengungkapkan bahwa daftar line-up yang diterima sebelum pertandingan menunjukkan wasit yang seharusnya memimpin adalah Achmad Hafid Hilmi dari Sidoarjo, Jawa Timur.
Namun, yang memimpin pertandingan adalah Eko Agus Sugiharto dari Palembang, Sumatera Selatan.
“Perubahan wasit ini seharusnya diberitahukan kepada kedua tim sebelum pertandingan dimulai. Yang memimpin harusnya adalah wasit cadangan yang terdaftar dalam susunan perangkat pertandingan. Namun, kami baru diberi tahu perubahan ini secara resmi pada pagi hari setelah pertandingan,” kata Susik.
Susik menilai alasan panitia tentang kesalahan pengetikan sebagai tidak masuk akal, terutama untuk acara sebesar PON.
“Panitia berdalih bahwa ada kesalahan ketik dalam daftar susunan pemain dan perangkat pertandingan. Ini tidak bisa diterima untuk ajang bergengsi seperti PON,” tegas Susik.