BEIRUT, SURAT KABAR – Dalam sebuah serangan udara yang diluncurkan oleh Israel, Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok militan Hezbollah, dilaporkan tewas pada hari Minggu, 29 September 2024. Serangan tersebut menargetkan markas besar Hezbollah yang terletak di Beirut, menandai salah satu peristiwa paling signifikan dalam konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hezbollah.
Menurut sumber resmi, serangan udara dilakukan sekitar pukul 02:00 waktu setempat, dan mengakibatkan kerusakan luas tidak hanya pada markas besar, tetapi juga pada beberapa bangunan di sekitarnya. Kematian Nasrallah dianggap sebagai dampak besar bagi Hezbollah dan juga dapat memicu ketegangan yang lebih tinggi di kawasan yang sudah bergejolak ini.
Baca Juga: Rusia Keluarkan Doktrin Nuklir Terbaru sebagai Peringatan kepada Barat
Reaksi Internasional
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan bahwa kematian Nasrallah mungkin membawa "keadilan bagi para korbannya," dalam pernyataannya setelah serangan tersebut. Biden menambahkan bahwa tindakan Israel akan mendapat dukungan internasional dalam upaya untuk menegakkan keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut. Namun, beberapa negara di Timur Tengah mengutuk serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon dan menekankan pentingnya penyelesaian damai.
Dampak di Lebanon dan Kawasan
Kematian Nasrallah dapat memicu reaksi dari Hezbollah, yang selama ini dikenal dengan sikapnya yang tegas terhadap Israel. Analisis menyebutkan bahwa dengan kehilangan pemimpin yang telah memimpin Hezbollah selama lebih dari dua dekade, kekosongan kepemimpinan dapat menyebabkan ketidakpastian di dalam organisasi dan di antara pendukungnya.
Sementara itu, situasi di Lebanon semakin memburuk, di mana negara ini telah menghadapi krisis ekonomi yang parah dan ketegangan politik. Banyak pengamat khawatir bahwa serangan ini akan memperburuk keadaan dan menambah beban bagi rakyat Lebanon yang sudah menderita akibat berbagai masalah sosial dan ekonomi.
Penyerangan terhadap Hassan Nasrallah adalah titik balik yang mungkin akan mengubah dinamika konflik di wilayah tersebut. Meskipun Israel mendapatkan keuntungan strategis, konsekuensi jangka panjang dari tindakan ini tetap tidak pasti. Sementara dunia menunggu tanggapan dari Hezbollah, perhatian internasional tetap terfokus pada potensi eskalasi yang dapat terjadi di Timur Tengah.