Pentingnya Pembinaan Calon Pengantin untuk Cegah Stunting di Kota Cimahi

Program pencegahan stunting bagi calon pengantin di Cimahi


CIMAHI, SURAT KABAR – Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terus mendorong upaya pencegahan stunting dengan memberikan bimbingan dan pendampingan intensif kepada calon pengantin. 


Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan, menekankan pentingnya kesiapan calon pengantin dari segi kesehatan dan pengetahuan tentang ketahanan keluarga sebagai upaya preventif penurunan angka stunting sejak hulu.


"Kita ingin semua calon pengantin bisa mendapat bimbingan dan pendampingan, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga berisiko stunting. 


Baca Juga:  Pemkot Cimahi Perkuat Pembinaan Calon Pengantin untuk Cegah Stunting


Pendampingan ini dilakukan oleh tenaga pendamping keluarga yang telah dilatih, dengan harapan mempercepat penurunan stunting dari awal, dimulai dari calon pengantin yang sehat," ujar Fitriani dalam wawancaranya.


Fitriani juga menyoroti bahwa Cimahi memiliki angka perceraian yang cukup tinggi. Oleh karena itu, DP3AP2KB bekerja sama dengan Kementerian Agama Kota Cimahi untuk memberikan pembinaan terkait ketahanan keluarga, agar calon pengantin memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menjaga rumah tangga.


"Kami bekerja sama dengan Kemenag untuk membina ketahanan keluarga. Pembinaan ini penting agar mereka tahu cara menjaga kesehatan reproduksi dan mendidik anak dengan baik, sehingga nantinya anak-anak mereka tidak mengalami stunting," jelasnya.


Selain itu, Fitriani menegaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin, terutama bagi mereka yang memiliki risiko kesehatan seperti kadar hemoglobin (HB) rendah yang dapat mempengaruhi kehamilan dan risiko stunting pada anak.


"Pemeriksaan kesehatan dan screening dilakukan, mulai dari indeks massa tubuh hingga penyakit seperti HIV, hepatitis, dan sifilis. 


Walaupun calon pengantin dengan HB rendah masih diperbolehkan menikah, mereka harus mendapatkan pendampingan, termasuk mengonsumsi tablet tambah darah," tambahnya.


Untuk memperluas akses pembinaan, DP3AP2KB juga telah meluncurkan aplikasi Kelambi Catin (Kelas Pembinaan Online Calon Pengantin), yang memungkinkan calon pengantin mengikuti bimbingan secara daring.


"Aplikasi ini kami buat untuk mereka yang tidak bisa hadir tatap muka. Di dalamnya terdapat pembinaan dari Kemenag dan Dinas Kesehatan, termasuk tentang kesehatan reproduksi dan stunting. 


Setelah lulus dari pembinaan ini, calon pengantin akan terhubung dengan Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) dari BKKBN," ungkap Fitriani.


Melalui aplikasi ini, diharapkan cakupan pembinaan semakin meningkat, dan calon pengantin dapat lebih siap secara fisik dan mental sebelum memasuki pernikahan.


Fitriani juga menyoroti peran kader, seperti PKK, yang membantu menjangkau masyarakat secara langsung. 


Kader-kader ini berperan dalam menyampaikan program pemerintah, termasuk pembinaan calon pengantin, melalui berbagai program yang mencakup ketahanan keluarga dan pencegahan stunting.


"Dengan adanya pembinaan ini, calon pengantin minimal mengetahui kondisi kesehatan mereka sebelum menikah dan memiliki anak. 


Ini penting agar anak-anak mereka lahir sehat dan keluarga yang terbentuk memiliki ketahanan lebih baik dalam menghadapi tantangan kehidupan berumah tangga," tandasnya.

Baca Juga

Posting Komentar

Masuk SURAT KABAR

Lebih baru Lebih lama