CIMAHI, SURAT KABAR — Ketersediaan komoditas pangan, khususnya beras, di Kota Cimahi dinyatakan masih dalam kondisi aman. Namun, kekhawatiran akan ketergantungan pada impor beras masih membayangi.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, saat mengunjungi Pasar Atas Cimahi untuk memantau harga dan ketersediaan bahan pangan.
Anggia mengungkapkan, meskipun pasokan beras saat ini didukung oleh impor sebanyak 3,05 juta ton dari Januari hingga Agustus 2024, ketergantungan pada impor masih menjadi isu penting bagi Komisi IV DPR RI.
Ia menekankan perlunya langkah-langkah untuk memastikan ketahanan produksi beras dalam negeri.
"Walaupun stok beras dari Bulog dan beras lokal saat ini melimpah, kita masih merasa khawatir dengan angka impor yang tinggi. Kami berharap Kementerian Pertanian dapat memastikan bahwa produksi dalam negeri tetap terjaga," ujar Anggia usai kunjungan, Rabu (18/9/24).
Hasil pengecekan di Pasar Atas Cimahi menunjukkan bahwa kondisi pasokan pangan, termasuk beras, cabai, dan komoditas lainnya, dalam keadaan stabil. Ini merupakan perkembangan positif setelah adanya masalah serius terkait ketersediaan beras pada akhir 2023 hingga awal 2024.
"Tadi kita sudah cek harga dan kondisi di lapangan. Sejauh ini, tidak terlihat banyak masalah. Ketersediaan beras dari Bulog pun cukup," tegasnya.
Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Budi Raharja, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Komisi IV. Budi menjelaskan bahwa dalam enam bulan terakhir, stabilitas harga pangan dan pasokan di Kota Cimahi tetap terjaga.
"Kunjungan ini penting untuk memastikan kesiapan Kota Cimahi dalam meningkatkan produksi pangan dan menjaga stabilitas harga," kata Budi.
Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, diharapkan Kota Cimahi dapat terus menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor di masa depan.
"Alhamdulillah, perkembangan terakhir menunjukkan bahwa ketersediaan dan stabilitas harga pangan dapat terkendali," tutup Budi.